Supply Chain
Lingkungan kompetisi sekarang mengalami perubahan yang sangat besar dengan makin kompleksnya produk yang dihasilkan dan dapat diperoleh dan dijual secara global.Verwijmeren (1999) menyatakan bahwa persaingan dalam meningkatkan pelayanan pelanggan berarti perusahaan harus dapat melakukan pengembangan produksi yang kompleks dalam waktu yang singkat dengan kualitas yang dapat bersaing di pasar global dan harga yang murah.
Kerja sama dalam kerangka kerja supply chain memiliki karakteristik sebagai berikut :
- Adanya aliran permintaan dan aliran produk dari pemasok ke perusahaan manufaktur dan dari perusahaan manufaktur ke distributor atau sebaliknya.
- Hubungan antara pemasok, perusahaan manufaktur dan distributor bersifat jangka panjang dan loyal.
- Terdapat sharing data dan informasi antara perusahaan manufaktur, pemasok dan distributor untuk memperlancar kerja sama yang dibangun.
- Dalam kerja sama ini diperlukan metode dan teknologi informasi yang mendukung integrasi antara pemasok-perusahaan manufaktur-distributor-pelanggan.
Swaminathan (1998) mendefinisikan supply chain sebagai jaringan entitas-entitas bisnis yang bersifat otonomi atau semi otonomi yang secara bersama-sama memberikan respon keadaan, aktivitas produksi dan distribusi yang berkaitan dengan satu atau lebih famili produk yang berhubungan.
Supply Chain adalah jaringan subyek-subyek bisnis yang terdiri dari supplier, produsen, distributor, warehouse dan retailer yang bersama-sama membentuk sistem aliran suatu produk sampai ke tangan konsumen (Hendrawan Alfatih, 2008). Supply chain membentuk hubungan kerja sama antar perusahaan yang saling tergantung satu sama lain untuk menyediakan produk kepada konsumen secara cepat, tepat waktu dalam pengiriman serta mempunyai kualitas produk yang tinggi.
Kelebihan dan keuntungan yang didapatkan perusahaan ketika menjalin sebuah supply chain dengan perusahaan-perusahaan yang lain antara lain :
1. Supplier
Supplier akan memiliki pelanggan tetap, sehingga proses produksi bahan baku dapat dipredeksikan secara lebih baik.
2. Produsen
Produsen akan memiliki pasokan bahan baku yang tetap, serta dengan harga yang stabil. Pasokan bahan baku yang terjamin membuat produsen dalam melayani volume permintaan pesanan dari pasar secara cepat, tepat waktu dan dengan kualitas produk yang maksimal.
3. Distributor dan Warehouse
Distributor akan memiliki produsen tetap untuk produk yang dipasarkannya, sehingga memudahkan manajemen kontrol input dan output produk yang dipasarkannya.
4. Retailer
Retailer akan mempunyai distributor yang mampu menyediakan barang dengan harga murah, tepat waktu serta memiliki kualitas yang bagus. Selain itu, retailer juga akan dengan mudah mencari distributor dari produk-produk yang ingin dijualnya.
Supply Chain Management (SCM)
Supply chain management adalah metode, alat dan cara pengelolaan suatu hubungan supply chain ditantara perusahaan-perusahaan terkait, sehingga dapat
bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Definisi supply chain management menurut Council of Logistics Management, 2004 adalah :
“Supply Chain Management is the systematic, strategic coordination of the traditional business functions within a particular company and across businesses within the supply chain for the purpose of improving the long-term performance of the individual company and the supply chain as a whole”.
Supply chain management melakukan pendekatan kolaborasi antar sistem yang bekerja didalam tiap perusahaan yang berada didalamnya, sehingga diperlukan suatu protokol yang mampu menjembatani perbedaan-perbedaan yang ada diantara platform sistem yang dipakai oleh tiap-tiap perusahaan tersebut. Pendekatan kolaborasi supply chain management lebih menitik beratkan pada cangkupan eksternal dengan perusahaan-perusahaan partner, bukan internal antar divisi didalam perusahaan tersebut.
Menurut Hendrawan Alfatih, 2008. Tantangan yang harus dihadapi dalam membangun sebuah supply chain management yang handal adalah :
1. Kompleksitas supply chain yang terbentuk
Adanya kompleksitas yang melibatkan internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. Internal perusahaan contoh : antara bagian marketing dengan produksi, marketing seringkali membuat kesepakatan dengan pelanggan tanpa mengecek secara baik kemampuan produksi, perubahan jadual produksi secara tiba-tiba karena marketing menyepakati perubahan order dengan pelanggan. Disisi lain bagian produksi sering resistant dengan perubahan mendadak.
Dengan eksternal misalnya antara supplier yang menginginkan pemesanan produknya jauh-jauh hari sebelum waktu pengiriman dan sedapat mungkin pesanan tidak berubah. Supplier juga menginginkan pengiriman segera setelah produksinya selesai. Disisi lain perusahaan menghendaki fleksibilitas yang tinggi dengan mengubah jumlah, spesifikasi maupun jadual pengiriman bahan baku yang dipesan. Perusahaan juga menginginkan supplier menggunakan JIT yaitu mengirimkan produk dalam waktu yang tepat dan kuantitasnya kecil. Kompleksitas yang lain adalah dalam pembayaran, budaya dan bahasa.
2. Ketidakpastian
ketidakpastian menimbulkan ketidakpercayaan diri terhadap rencana yang dibuat. Sebagai akibatnya, perusahaan sering menciptakan pengaman di sepanjang supply chain. Pengaman ini bisa berupa safety stock, safety time, atau kapasitas produksi maupun transportasi.
Sumber ketidakpastian yaitu :
- Ketidakpastian pembeli,
- Ketidakpastian dari supplier yaitu terkait dengan pengiriman, harga, kualitas maupun kuantitas,
- Ketidakpastian internal yang bisa disebabkan kerusakan mesin, kinerja mesin yang tidak sempurna, tenaga kerja serta waktu maupun kualitas produksi.
Keuntungan Supply Chain Management
- Feature, sangat cocok untuk supply chain management, karena supply chain management sendiri tidak statis dan selalu bergerak, baik itu aliran material, capital maupun informasi. Keunggulan supply chain management sangat cocok untuk menghandle dan mengatur perubahan sumber daya informasi yang ada dalam tiap saat dan tempat.
- Reduces, supply chain management mengurangi keterbatasan dalam interaksi informasi, informasi meningkatkan kesempatan dan mengurangi biaya.
- Supply chain management, proses mengirim dan menerima informasi tidak butuh waktu lama, tanpa delay yang signifikan, sehingga mampu menangani perubahan yang terjadi terus menerus dalam supply chain.
- Simplification, standardization dan modularization supply chain management mampu mengurangi ketidakpastian.
- Highly automatization, supply chain management akan meningkatkan efisiensi dari setiap proses dalam pertukaran informasi dalam supply chain.
- Supply chain management memliki kemampuan untuk mengurus dan mengelola polymerization capacity yang sangat baik terhadap dispersed information. Kemampuan ini sangat berguna untuk mengintegrasikan informasi yang terkotak-kotak dalam supply chain.
- Supply chain management mampu mengelola mekanisme umpan balik dari customer, yang dapat memuaskan dan memenuhi kebutuuhan customer dalam fase acquisition, application dan feedback dari information resources dalam supply chain.
- Supply chain management cocok untuk digunakan dan mudah dioperasikan.
- Implementasi supply chain management adalah suatu optimasi dari prosedur yang telah ada.